Berita Seputar Rembang

Pilkades, 58 desa rawan

REMBANG - Sebanyak 58 desa dari 247 desa yang akan melaksanakan pemilihan kepala desa (pilkades) 3, 4 dan 5 September pekan depan, dianggap rawan oleh jajaran Polres Rembang. Karena itu, Polres akan menempatkan masing-masing tiga personel di 58 desa tersebut. Sedang desa yang lain, hanya ditempatkan dua personel.

Kapolres Rembang AKBP Drs Teguh Pristiwanto melalui Kabagop Kompol Suntaji Kamis (30/ mengatakan, untuk pengamanan pilkades pihaknya akan mengerahkan 600 personel lebih. Personel sebanyak itu terdiri satu satuan setingkat kompi (SSK) Dalmas Polwil Pati, satu pleton Dalmas Polres Pati, satu kompi Brimob, satu pleton Dalmas Polres Rembang dan satu regu Satintel dan Satreskrim. Hari ini Sabtu (1/9) akan dilakukan gelar pasukan internal di Mapolres.

"Kami menetapkan 58 desa yang melaksanakan pilkades rawan terjadi masalah. Ada beberapa kriteria dalam menetapkan desa rawan. Antara lain, cakades berindikasi berijazah palsu atau uper. Sehingga jika cakades ini terpilih maka akan terjadi penolakan oleh lawan. Kecuali kalau tidak jadi, akan aman," ujar Suntaji.

Selain itu, imbuhnya, ada dua mantan pj kades yang sama-sama ikut mencalonkan diri. Sebagai contoh di Desa Leran, Kecamatan Sluke. Sehingga jika salah satunya terpilih bukan tidak mungkin akan muncul persoalan. "Ini adalah versi polisi sebagai antisipasi untuk pengamanan," tutur Suntaji.

Kampanye
Sementara itu menurut pantauan Wawasan, sejak beberapa hari terakhir para calon kades sudah mulai melakukan kampanye kendati masih secara sembunyi-sembunyi atau terselubung. Kampanye terselubung itu antara lain memasang gambar atau melakukan pendekatan secara door to door kepada warga untuk mendukung dan memilihnya.

Ketua Komisi A DPRD Rembang Kholid Suyono menghimbau kepada para calon kades agar tidak melakukan kampanye terselubung sebelum waktunya. Sebab ini bisa menimbulkan friksi antarpendukung. "Kami mengimbau kepada para calon atau pendukungnya agar tidak melakukan kampanye terselubung yang bisa menimbulkan friksi," ujarnya. K-14/ar

Wawasandigital.com

Calon Kades Mulai Kampanye Terselubung

REMBANG - Sebagian calon kepala desa (kades) yang akan maju dalam pemilihan kepala desa (pilkades) diharapkan untuk tidak melakukan kampanye terselubung terlebih dahulu. Ketua Komisi A DPRD Ahmad Cholid Suyono mengatakan, sejumlah calon kades sudah mulai melakukan kampanye terselubung dengan memasang foto sebelum waktu yang ditetapkan. Hal ini tak urung membuat suhu politik di desa-desa semakin memanas.

"Hal yang dikhawatirkan dari kampanye terlalu dini itu adalah timbulnya kerawanan dan gesekan antar pendukung. Panitia desa ataupun panitia pengawas pilkades, diharapkan bisa mengawasi pemasangan gambar para calon agar tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan," terangnya, kemarin.

Selain kampanye terselubung, dia juga mengatakan, sejumlah panitia desa belum menerima dana bantuan untuk pelaksanaan pilkades. Akibatnya, jelas dia, panitia desa terpaksa harus nomboki terlebih dahulu untuk melakukan persiapan.

"Ketika kami tanya ke Bagian Pemerintahan Pemkab, ternyata dana itu sudah disalurkan kepada kecamatan. Oleh karena itu, kami harapkan kepada kecamatan untuk segera menyalurkan dana itu kepada panitia desa," katanya.

Sulit Diawasi

Secara terpisah Kasubag Pemerintahan Desa Hanung Marhaend mengatakan, penertiban gambar calon kades sangat sulit dilaksanakan. Pasalnya, pemasangan gambar itu tidak dimuat secara terperinci dalam peraturan pilkades.

"Selain peraturannya yang tidak ada, calon itu cuma memasang foto saja. Mereka belum memasang tanda gambar seperti yang termuat dalam kartu suara. Dan itu menurut kami sah-sah saja," katanya.

Dia mengakui, dengan pemasangan tanda gambar itu membuat suasana desa menghangat. Namun pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa. "Kami hanya bisa sekedar mengimbau secara moral kepada calon kades untuk tidak berkampanye dulu. Mungkin, karena ketatnya persaingan dalam pilkades membuat calon terpaksa menarik simpati massa dengan cara itu," jelasnya.

Dia menambahkan, untuk antisipasi keamanan pihaknya saat menjelang, pelaksanaan dan sesudah pilkades, telah menjalin kerja sama dengan Polres dan Kodim untuk mengawasi daerah yang dinilai rawan. Dia menyebutkan, desa di wilayah Kragan dan Sarang sebagai daerah yang sangat rawan selama pilkades. (H19-36)
Suaramerdeka

Tujuh Mantan Anggota DPRD Ditahan
Kasus Dugaan Korupsi APBD

REMBANG - Tujuh anggota DPRD periode 1999 - 2004 yang menjadi tersangka kasus dugaan korupsi APBD tahun 2004 senilai Rp 5,625 miliar, Kamis (30/ ditahan oleh Kejaksaan Negeri (Kejari).

Mereka adalah mantan Ketua DPRD H Tahar Hadi Prayitno, Wakil Ketua DPRD Charis Widiyarso, Daenuri, Ahmad Sunarto, Ketua Panitia Rumah Tangga (PRT) Padnaningsih, Sekretaris PRT M Sudjoko dan Ketua Panitia Anggaran Suparyanto.

Sebelum dibawa ke Rumah Tahanan Rembang, tujuh orang itu terlebih dahulu menjalani pemeriksaan di gedung Kejari yang dimulai pukul 09.30. Empat orang unsur pimpinan diperiksa di ruang operasional kejari. Ketua PRT, sekretaris PRT dan ketua panggar diperiksa di ruang kasie pidsus.

Setelah menjalani pemeriksaan dan mengisi persyaratan administrasi, pada pukul 12.45, empat orang unsur pimpinan DPRD disertai petugas kejari dan polres langsung digiring ke Rutan Rembang yang berjarak tak kurang dari 50 meter dari gedung Kejari. Lima belas menit kemudian menyusul ketua PRT, sekretaris PRT dan ketua panggar dibawa ke Rutan Rembang.

Ditahan

Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Rembang Bambang Eko Riyadi SH melalui Kasie Pidsus Kusri SH mengatakan, penahanan mereka akan berlangsung sekitar 20 hari. "Karena sekarang kami sudah meningkatkan status dari penyidikan ke penuntutan kasus. Sehingga, tersangka kami tahan untuk proses penuntutan ini. Masa penahanan sekitar 20 hari," terangnya.

Mengenai Suparyanto dan Padnaningsih yang masih menjadi anggota DPRD, Kusri mengatakan, tidak perlu izin Gubernur untuk menahan keduanya. Dia mengatakan, izin dari Gubernur itu hanya perlu pada saat proses penyidikan.

"Memang, tadi tersangka Suparyanto sempat menanyakan mengenai proses izin karena masih menjadi anggota Dewan. Namun, kami jelaskan untuk penahanan tidak perlu izin dari siapapun," jelasnya.

Dia menambahkan, para tersangka diancam dengan pasal 2 ayat 1 jo pasal 18 Undang-Undang No 31 Tahun 99 sebagaimana diubah dengan UU No 20 Tahun 2001 dan Perubahan UU No 31 Tahun 1999 mengenai tindak pidana korupsi, jo pasal 55 ayat 1 kesatu KUHAP. "Hukuman maksimal untuk tersangka minimal empat tahun dan maksimal 20 tahun serta denda minimal Rp 200.000.000 dan maksimal Rp 1 miliar," terangnya.

Secara terpisah, penasihat hukum tersangka Ahmad Sunarto, Sugiharto EW SH mengatakan, penahanan itu sangat tergesa-gesa dan mendadak. Menurut dia, pihaknya telah berusaha untuk meminta penangguhan penahanan bagi Ahmad Sunarto. "Namun kami terkendala oleh tidak hadirnya Kajari pada saat proses penahanan ini. Sehingga surat penjaminan penahanan tidak bisa kami serahkan kepada Kajari," katanya.

Menanggapi permintaan penangguhan ini, Kasi Pidsus mengatakan, sangat kecil kemungkinannya. "Kalau jaminannya orang dan ternyata tersangka lari, tentu akan semakin sulit bagi kami. Oleh karena itu, sangat tipis kemungkinannya untuk minta penangguhan penahanan," tegasnya. (H19-36)
Suaramerdeka

Empat Jembatan Siap Dilewati Arus Mudik

REMBANG - Untuk kepentingan arus mudik selama Lebaran, empat jembatan di jalur pantai utara (pantura) Rembang, yaitu jembatan Kiringan, Slontho, Binangun, dan Sendangsari, siap dilewati kendaraan untuk dua jalur mulai pekan depan.

Asisten II Pemkab, Supradja, usai gelar rapat koordinasi kesiapan arus mudik bersama dengan Bina Marga Pati, Dinas Perhubungan (Dishub) dan instansi terkait, mengatakan, dari pantauan terakhir, empat jembatan itu sudah memasuki tahap penyelesaian akhir.



''Sesuai laporan pelaksana dan pengawas, pengerjaan tinggal melakukan pengaspalan. Tiga hari mendatang, pengaspalan itu sudah selesai. Dengan selesainya pekerjaan di empat jembatan itu, kami kira tidak ada kendala yang berarti dalam menghadapi arus mudik tahun ini,'' jelasnya.

Menurut dia, kondisi jalan pantura timur yang melewati Rembang, saat ini kondisinya cukup baik. ''Pada tahun ini, perbaikan dan perawatan jalan pantura cukup strategis karena dilaksanakan menjelang datangnya Ramadan,'' katanya.

Kendaraan Berat

Kepala Dishub Kabupaten Rembang, Rum Tjahjono mengatakan, truk dan kendaraan berat nonpengangkut sembako tidak diperkenankan melewati jalur pantura pada H-4 Lebaran.

Dia mengatakan, truk dan kendaraan berat nonpengangkut sembako itu diperkenankan kembali berjalan pada H+1. ''Truk dan kendaraan itu pada H-4 hingga H+1 lebih baik diparkirkan terlebih dahulu. Karena pada hari-hari itu, mereka tidak diperkenankan untuk melewati jalur pantura,'' kata dia.

Dia juga mengatakan, truk dan kendaaan berat nonpengangkut sembako tidak diparkir pada bahu jalan jalur pantura.

Selama ini, katanya, sopir-sopir truk di Lasem dan sekitarnya seringkali memarkirkan kendaraannya di bahu jalan jalur pantura.

''Untuk menghadapi Lebaran ini, kami harapkan mereka memarkirkan di lahan-lahan yang tidak mendekati jalur pantura. Dari pantauan kami, lahan-lahan yang disewakan oleh warga cukup untuk menampung truk-truk yang tidak bisa jalan pada H-4 hingga H+1 itu,'' tuturnya.

Rum menambahkan, untuk menghadapai arus mudik pihaknya telah menyiapkan pergantian dan pemasangan rambu-rambu lalu lintas di sejumlah titik rawan, seperti di perempatan Lasem dan tikungan Bonang. ''Pemasangan rambu-rambu baru ini kami harapkan bisa mengantisipasi kerawanan kecelakaan,'' tegasnya. (H19-76)


Suaramerdekaonline.com

Tujuh Anggota Didakwa Rugikan Negara
Kasus Korupsi DPRD Rembang 2004

REMBANG- Sidang pertama kasus dugaan korupsi APBD 2004 dengan tersangka tujuh anggota DPRD Rembang periode 1999-2004 kemarin digelar maraton di pengadilan. Pada sesi pertama, Majelis Hakim yang terdiri atas Hj KW Miyastuti SH (ketua), Rudi FA SH dan Tonghani SH (anggota) dan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Wimpi Wohon Cs menghadirkan terdakwa dari unsur pimpinan yaitu H Tahar HP (ketua DPRD), Drs Daenuri, Ahmad Sunarto, dan Charis Widyarso (ketiganya wakil ketua).

Sesi kedua dan ketiga Ketua Majelis Hakim Edi Cahyono SH, Tonghani dan Tuti Budi Utami SH MH (anggota) dengan JPU Wahyudiono SH dan Kusri SH menghadirkan terdakwa dari unsur Panitia Rumah Tangga (PRT) yaitu Sri Padnaningsih (ketua) dan M Sudjoko (wakil ketua), serta Ketua Panitia Anggaran (Panggar) Suparyanto.

Dalam sidang yang dihadiri ratusan orang itu, masing-masing JPU membacakan surat dakwaan setebal 46 halaman. Salah satu JPU, Wahyudiono SH, mengatakan para terdakwa dijerat dakwaan primair dan sekunder. "Dalam dakwaan primair kami paparkan apa saja perbuatan terdakwa yang melanggar hukum, sedangkan pada dakwaan sekunder kewenangan apa saja yang dilanggar," katanya.

Kunjungan Kerja

JPU saat membacakan surat dakwaan juga menyatakan tujuh terdakwa yang merupakan anggota DPRD periode 1999 - 2004 terbukti melakukan perbuatan turut serta merugikan keuangan negara dengan membuat belanja honorarium dan insentif anggaran sekretariat DPRD tahun 2004 total sebesar Rp 5,625 miliar.

"Dalam rangka menyusun anggaran itu unsur pimpinan menugaskan kepada PRT untuk melakukan studi banding ke Gresik dan Jepara. Setelah itu, hasilnya dikonsultasikan kepada bupati. Bupati menyatakan tidak keberatan memberikan asalkan dana tersedia," kata Wimpi Wohon SH.

Ditambahkan Wimpi, Rencana Anggaran Satuan Kerja (RASK) untuk uang honorarium dan insentif itu juga tidak pernah dibahas dalam rapat Komisi A. "Padahal, seharusnya RASK itu dibahas dulu di Komisi A. Tanggal 17 Januari 2004, anggota DPRD menetapkan Perda APBD yang didalamnya terdapat RASK yang menyimpang dari itu," tegasnya.(H19-19)
Suaramerdeka

======

org2 ky gni mah BUNUH SAJA!!!

Kenalan dulu dengan kota Rembang ah... kata pepatah tak kenal maka tak sayang.


Peta Wilayah Rembang

Pada mulanya asal nama Kabupaten Rembang berasal dari penuturan cerita secara turun menurun dan ditulis oleh “Mbah Guru” disebut bahwa nama Rembang berasal dari Ngrembang yang berarti membabat tebu. Dari kata Ngrembang inilah dijadikan nama kota Rembang hingga saat ini.

Munculnya Pemerintahan Kabupaten Rembang pada masa Kolonial Belanda berkaitan erat sebagai akibat dari perang Pacinan. Terjadinya perang Pacinan pada waktu itu akibat dari peraturan dan tindakan sewenang - wenang dari orang Belanda (VOC) di Batavia pada tahun 1741 yang kemudian meluas hampir keseluruh Jawa termasuk Jawa Tengah.

Pada tahun 1741 pertempuran meletus di Rembang di bawah pimpinan Pajang. Pada waktu itu kota Rembang dikepung selama satu bulan dan Garnisun kompeni yang ada di kota Rembang tidak mampu menghadapi pemberontak . Rakyat Rembang di bawah pemerintahan Anggajaya dengan semboyan perang suci dengan perlawanan luar biasa akhirnya dapat menghancurkan Garnisun Kompeni.

Sehingga pada tanggal 27 Juli 1741 ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Rembang. Dengan Suryo Sengkala "Sudiro Akaryo Kaswareng Jagad”" atau disebut “Keberanian Membuat Termasyur di Dunia”.

WISATA
Ada beberapa lokasi wisata yang terdapat di Kabupaten Rembang, letaknya tersebar di berbagai lokasi dan dapat dinikmati sesuai dengan minat pengunjung, :

Wisata Peninggalan Pra Sejarah : Situs Plawangan, Megalitikum Terjan
Wisata Kartini : Museum Kartini, Makam Kartini
Wisata Pantai & Pulau : Pantai Kartini, Pantai Binagun, Pantai Pasir Putih, Pantai Soka Pulau Gede & Pulau Marongan
Wisata Agama : Masjid Agung Rembang Makam Sunan Bonang Petilasan Sunan Bonang Klentheng Tjoe Hwei Kiong Klentheng Dasun Vihara Ratanavana Arama
Wisata Hutan & Gua : Gua Pasucen Embung "Banyu Kuwung" Hutan Wisata Sumber Semen Hutan Wisata Mantingan.

BUDAYA
Masyarakat di Kabupaten Rembang memiliki beraneka ragam budaya daerah, mulai dari budaya daerah yang bernuansa keagamaan hingga budaya daerah yang bernuansa adat-istiadat, Budaya masyarakat banyak dipengaruhi nuansa keagamaan / kepercayaan dan adat-istiadat setempat. Event-event budaya di Kabupaten Rembang, antara lain:

Acara Syawalan / Lomban : Diselenggarakan setiap tanggal 5,6,7 dan 8 Syawal bertempat dilokasi Obyek Wisata Taman Rekreasi Pantai Kartini. Acara kegiatan ini dimeriahkan dengan hiburan orkes melayu, hiburan anak-anak, dan kesenian tradisional.

Penjamasan Bende Becak : Benda pusaka Sunan Bonang berupa "bende" yang diberi nama "Bende Becak" berukuran garis tengah 10 cm. Zaman dahulu bende ini berfungsi sebagai alat mengumpulkan para wali atau sebagai tanda pemberitahuan akan terjadinya sesuatu peperangan/musibah. Setiap tanggal 10 Dzulhijjah (Hari Raya Idul Adha) pukul 09.00 WIB diadakan upacara penjamasan di rumah juru kunci makam Sunan Bonang. Pada upaca ini dibagi-bagikan ketan kuning serta memperebutkan air bekas penjamasan Bende Becak.

KESENIAN DAERAH
Kesenian daerah dapat meramaikan dan memperkaya hiburan dalam wujud seni tari, seni musik, seni bela diri dan seni olah raga lainnya.
Thong-Thongklek : Thong-Thongklek merupakan musik pengantar makan sahur, yang dilaksanakan dengan berkeliling kampung. Menjelang akhir bulan Puasa diadakan lomba Thong-Thongklek yang diikuti olehi berbagai group di Kabupaten Rembang dengan klasifikasi tradisonal dan elektrik. Lomba dilaksanakan melalui dua tahap penilaian, yaitu show secara berkeliling dengan rute yang telah ditetapkan, dan show di atas pentas.

Selain kesenian diatas masih banyak lagi kesenian daerah yang terdapat di Rembang antara lain: Ketoprak, Emprak Orek-orek, Pathol, Barongan, Tayub, dan masih banyak lagi.

MAKANAN KHAS
Rembang mempunyai berbagai makanan khas, secara umum bahan bakunya berasal dari hasil produksi lingkungan alam setempat, dibawah ini beberapa contoh makanan khas dari Rembang :

Sate Sarepeh : sate ayam kampung yang diolah dengan bumbu yang terdiri dari cabe merah, gula merah, santan dan garam. merupakan lauk pauk yang biasanya dirangkai dengan lontong.

Mangut : Ikan laut segar yang dipanggang dengan bumbu-bumbu cabe hijau, bawang merah, bawang putih, garam dan santan kental. Sebagai lauk untuk makan siang atau malam dalam menu sehari-hari

Sayur Merica : bahan dasarnya ikan laut segar dengan bumbu cabe, merica, bawang merah, bawang putih, kunyit, garam dan air.

Lontong Tuyuhan : lontong dengan opor ayam kampung pedas khas desa Tuyuhan (Kecamatan Pancur),biasanya sekitar jam 15.00 WIB sudah dijual dilokasi desa Tuyuhan di sepanjang pinggir jalan.

Dumbeg : dibuat dari tepung beras, gula pasir atau gula aren dan ditambahkan garam, air pohon nira (legen), dan kalau suka ditaburi buah nangka atau kelapa muda yang dipotong sebesar dadu. Kemudian tempatnya dari daun lontar (pohon nira) berbentuk kerucut dengan bau yang khas.

Kaoya Dudul : terbuat dari beras ketan, kacang hijau, gula aren atau gula pasir dan garam. Tempatnya dari daun lontar berlubang bulat kecil. Rasanya sangat manis dan gurih.

Gula Semut : terbuat dari pohon nira (legen) dengan proses pemanasan, sehingga hasilnya seperti gula pasir atau gula halus yang berwarna coklat.

Amit nih Admin... jadi sok tau ttg Rembang. hahahaha

omahku SEDAN bang....

Arep mampir ra? Tak suguhi legen

Wuh.. uenak koyo'e... dipaket aja via post kan bisa? biar sama2 nyicipi gimana rasanya legen hahahaha

mulang_muari wrote:

Wuh.. uenak koyo'e... dipaket aja via post kan bisa? biar sama2 nyicipi gimana rasanya legen hahahaha

wah, selak dadi toak..mengko kowe teler cak

hahahaha... koyo'e lebih penak teler delok "view cam" di YM sing wingi wakakaka.. Asem Amargo kuwi aku malah diuring2 nyonyah hwahaha

mulang_muari wrote:

hahahaha... koyo'e lebih penak teler delok "view cam" di YM sing wingi wakakaka.. Asem Amargo kuwi aku malah diuring2 nyonyah hwahaha

hwakakakakakakkkk.....

wah, ISTI neh bang mulang ternyata

ISTI? wakakakakak

Bojoku apik'an kok.. opo2 mesti manut
Bahagia bgt punya istri yg sholehah

mulang_muari wrote:

ISTI? wakakakakak

Bojoku apik'an kok.. opo2 mesti manut
Bahagia bgt punya istri yg sholehah

Lho dah ganti Sholehah po??

bukanya dlu mbak Z.....

kekekeke... poligami kan boleh :bonk

@sonic
U dah embuh dari phobia cw cantiq? tuh mantan ane di mbat juga (lihat Vatar RI sonic) =)) ane mang baek ya orgnya =))


piss son